Search

scratch that

what goes inside my head before conscience does

Aku dan Dia

Continue reading “Aku dan Dia”

FEELING – #1

I feel down
Something is wrong with myself Continue reading “FEELING – #1”

Selingan #5 – College Life

HALO SEMUANYA!!!

HEHEHEHEHEHHEHE gue gak tau apa masih ada yang baca blog gue yang usang ini, karena udah setahunan gue gak pernah ngepost apapun disini. Wah, sudah lama sekali tidak membuat konten apapun disini. Kangen menulis, beberapa kali mencoba menulis sesuatu tapi selalu diakhiri dengan blank sheet. Akhirnya bisa menulis kembali, I feel joy the moment I write this very word. I even smiling at the moment! Kayaknya gue udah mulai gila hahaha.

Okay, selingan kelima setelah jeda yang sangat lama dari selingan terdahulunya ini sedikit berbeda. Kalau kalian pernah baca selingan satu sampai empat kalian pasti tau perbedaannya. Maklum ya, dulu saya hanya pelajar seumur SMP dan SMA yang masih labil akan cinta-cintaan. Selingan kali ini akan berbeda karena sekarang gue akan bahas tentang kehidupan perkuliahan gue. Semoga engga dull ya.

Continue reading “Selingan #5 – College Life”

Truth – Part 2

Hari demi hari telah berlalu setelah terakhir kali mimpi itu datang menghantuinya. Sudah lumayan lama setelah yang terakhir kali.
Sekarang Anya sedang berada di salah satu coffee shop, ia baru saja lulus sekolah menengah atas. Ia memang sengaja tidak langsung melanjutkan ke perguruan tinggi. Bukan karena tidak ada biaya, tapi karena ia memang memilih untuk off setahun dari pendidikannya. Karena tidak memiliki kegiatan dalam setahun ini, setelah beberapa bulan ia lulus pada akhirnya ia memutuskan bekerja menjadi seorang penjaga kasir di sebuah coffee shop. Gajinya memang tidak terlalu besar, tapi setidaknya ia jadi memiliki kegiatan dan tidak sepenuhnya menjadi pengangguran dan menghamburkan uang orangtuanya.

Continue reading “Truth – Part 2”

Truth – Part 1

“All great truths begin as blasphemies.” – George Bernard Shaw

*****

Blasphemies.

Hm, sejujurnya aku tidak terlalu setuju dengan kalimat itu –yah tapi memang ada benarnya, tapi menurutku kebenaran yang paling berarti adalah disaat kau telah dibohongi terus-menerus oleh seseorang tanpa kamu sadari, lalu semua kebohongan itu terkuak.

Kau tahu kan, orang yang berbohong pasti akan terus melakukan kebohongan lain untuk menutupi kebohongannya. Aku mulai berpikir bahwa berbohong itu sama seperti gali lubang tutup lubang. Kau telah menggali satu, lalu kau menggali tanah yang lain untuk menutupi lubang sebelumnya. Dan akan terus begitu, bukan? Tidak bedanya dengan berbohong. Jika kau tak ingin kebohonganmu diketahui orang, kau harus membuat kebohongan lain. Dan terus terulang begitu.

Aku yakin pasti kalian pernah merasakannya atau melakukannya. Mulai dari kebohongan kecil seperti berkata bahwa kau sudah makan, padahal kau belum makan. Dan sampai kebohongan yang besar, ambil saja contoh para koruptor.

Tapi, pernahkah kalian dibohongi oleh orang yang kalian sayang? Oleh orang yang paling kalian percaya? Orang yang kalian yakini tidak akan pernah berbohong pada kalian?

Mungkin sedikit dari kalian pernah merasakannya.

Percayalah, kalian harus berhati-hati dengan orang yang kalian percaya.

Karena, terkadang kepercayaan tidaklah cukup untuk membuat mereka enggan berbohong padamu.

Continue reading “Truth – Part 1”

Bitterness

Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata masa lalu?

Jika aku mendengar kata itu, yang terngiang di kepalaku adalah tentang betapa indahnya masa laluku. Dan betapa menyesalnya aku.

Menyesal.

Penyesalan adalah hal yang dulu kuanggap tabu untuk dirasakan. Karena artinya kita tidak bersyukur dengan apa yang Tuhan telah berikan. Dan itu juga berarti kita telah meragukan pilihan kita yang terdahulu, yang pernah kita anggap sebagai pilihan terbaik. Ternyata pada kenyataannya, berakhir tidak sesuai harapan.

Penyesalan adalah hal yang paling sering dirasakan oleh manusia. Manusiawi. Bahkan hal-hal kecil pun banyak yang disesali. Seperti saat kita membeli baju, kita mengambil warna yang ternyata tidak sesuai dengan warna sepatu yang kita miliki. Penyesalan pun melanda. Dan ada banyak “jika” yang akan terucap.

Ah, jika. Kata itu terdengar begitu indah. Tapi hanya untuk dilafalkan dan diimpikan. Karena kenyataannya, jika adalah hal yang kita inginkan, tetapi kita tidak diberi kesempatan –tidak,  tapi kita tidak memiliki cukup keberanian untuk menggapai hal tersebut. Menyedihkan memang.

Jadi, apa yang kamu pikirkan?

Continue reading “Bitterness”

The First Encounter

note: ada beberapa point of view yang dibedain pake warna teks ya 🙂

*****

“Eh sorry, gue enggak sengaja.”

                Aku menengadahkan kepalaku, melihat orang yang telah menabrakku sampai menjatuhkan shopping bags yang aku bawa. Seorang lelaki, kulitnya putih bersih. Perawakannya tinggi. Sepertinya ia seumuran denganku. Ia mengenakan celana chino berwarna cream dan kaos hitam polos.rambutnya tertutupi oleh topi yang dipakainya. Manis. Kata pertama yang muncul di benakku saat melihat wajahnya.

                “Ini.” Ia menjulurkan tangannya yang menggenggam beberapa shopping bags yang tadi terjatuh.

                “Makasih ya.” Aku tersenyum dan mengambil shopping bags yang ada ditangannya.

                “Enggak apa-apa kok, gue yang salah.” Ia membalas tersenyum. Ah ternyata lelaki berlesung pipi. “Gue duluan ya.” Dan ia pun berlalu pergi.

                I think I won’t forget that smile.

Continue reading “The First Encounter”

Selingan #4 – Suicide

 

Hello, I’m back! Maaf ya, udah lama enggak post nih hehe. I’m a little bit busy all this time. Dan karena belum sempet bisa nulis cerita lagi, jadi gue post selingan aja ya. Sorry for a long wait!

Okay, kali ini gue mau bahas tentang suicide. Suicide itu kayak percobaan bunuh diri gitu. Tapi yang gue bahas disini bukan yang sampe bunuh diri beneran. Gue cuma bakal bahas tentang suicide jenis yang buat nyakitin diri sendiri aja. Mudah-mudahan bisa bermanfaat ya. Continue reading “Selingan #4 – Suicide”

Kenangan Terakhir

Note: Flashback in italic.

*****

Aku terduduk dibelakang pintu setelah pintu kamar ku tutup dengan keras. Air mata yang sedaritadi memenuhi pelupuk mataku akhirnya meluncur bebas menuruni pipi. Aku mengambil remote tape dan menyetel cd yang ada didalamnya dengan suara keras. Aku mulai terisak sambil memeluk lutut.

Continue reading “Kenangan Terakhir”

Blog at WordPress.com.

Up ↑