“All great truths begin as blasphemies.” – George Bernard Shaw
*****
Blasphemies.
Hm, sejujurnya aku tidak terlalu setuju dengan kalimat itu –yah tapi memang ada benarnya, tapi menurutku kebenaran yang paling berarti adalah disaat kau telah dibohongi terus-menerus oleh seseorang tanpa kamu sadari, lalu semua kebohongan itu terkuak.
Kau tahu kan, orang yang berbohong pasti akan terus melakukan kebohongan lain untuk menutupi kebohongannya. Aku mulai berpikir bahwa berbohong itu sama seperti gali lubang tutup lubang. Kau telah menggali satu, lalu kau menggali tanah yang lain untuk menutupi lubang sebelumnya. Dan akan terus begitu, bukan? Tidak bedanya dengan berbohong. Jika kau tak ingin kebohonganmu diketahui orang, kau harus membuat kebohongan lain. Dan terus terulang begitu.
Aku yakin pasti kalian pernah merasakannya atau melakukannya. Mulai dari kebohongan kecil seperti berkata bahwa kau sudah makan, padahal kau belum makan. Dan sampai kebohongan yang besar, ambil saja contoh para koruptor.
Tapi, pernahkah kalian dibohongi oleh orang yang kalian sayang? Oleh orang yang paling kalian percaya? Orang yang kalian yakini tidak akan pernah berbohong pada kalian?
Mungkin sedikit dari kalian pernah merasakannya.
Percayalah, kalian harus berhati-hati dengan orang yang kalian percaya.
Karena, terkadang kepercayaan tidaklah cukup untuk membuat mereka enggan berbohong padamu.
Continue reading “Truth – Part 1” →